Aku ingin sekali secepatnya melakukan tes MRI
ulang di Jakarta, supaya segalanya menjadi lebih jelas. Tapi ternyata aku harus
menunda kepergianku ke Jakarta sampai sekitar dua minggu lebih. Seperti yang
kita ketahui saat itu terjadi banjir besar di Jakarta selama dua minggu di awal
bulan Februari 2007 yang mengakibatkan segala aktivitas jadi terbatas. Ditambah
lagi, rumah sakit tempat aku harus tes MRI itu ada di daerah Kelapa Gading,
daerah terparah terkena bencana banjir. Ya sudah, mau tidak mau akhirnya aku
menunggu.
Kepergianku ke Jakarta kutunda sekalian sampai
acara wisuda yang jatuh pada tanggal 20 Februari 2007. Tidak terasa aku sudah
lulus. Rasanya cepat sekali, sepertinya baru kemarin aku lulus SMU dan masuk
kuliah. Inilah yang membuatku ingin segera sembuh supaya aktivitasku tidak
terbatas lagi, tidak tergantung pada orang lain, tidak mengganggu orang lain,
dan bisa membuatku lebih mandiri.
Tanggal 21 Februari 2007 aku berangkat ke Jakarta
dan langsung menjalani tes MRI. Setelah hasil MRI di Jakarta keluar, aku sempat
agak kecewa karena di surat penjelasan hasil MRI itu tidak menunjukkan apa-apa.
Dan untuk orang awam hasil tes itu menunjukan kalau aku baik-baik aja. Tambahan
penjelasan deskripsi menunjukkan bagian hippocampus otak kanan berukuran 13,5
satuan volume, dan bagian hippocampus otak kiri berukuran 10 satuan volume. Aku
tidak tahu apa artinya itu, sama juga dengan kalau lihat gambar foto hasil MRI
otak, aku tidak tahu artinya.
Tapi semua itu berubah seketika ketika aku ke
Semarang dan ketemu Dr. Zainal pada tanggal 2 Maret 2007. Aku menemui beliau di
RS dr Kariadi Semarang. Tanpa melihat surat deskripsi/interpretasi hasil tes, beliau langsung
memberi tahu sumber masalah di otakku.
”Ini lho, yang bikin kamu sering kejang-kejang,”
begitu katanya. Aku lihat sumbernya ada di otak kiriku. Di situ ada bagian yang
mengecil kalau dibandingkan dengan bagian yang sama di otak kanan. Dan ternyata
itu tertulis di surat deskripsi hasil tes, bahwa ukuran hippocampus otak kiri lebih kecil daripada hippocampus otak kanan (ukuran normal). Bagian hippocampus di otak kiriku itulah yang bermasalah, dan yang
membuat aku jadi sering kena serangan sehingga memancing kambuhnya serangan
kejang.
Beliau mengatakan bahwa hippocampus di otak kiriku mengecil, terus jadi
keras, menebal, dan kering. Padahal semua bagian otak itu harusnya kenyal dan lembek seperti tahu.
Bagian itu berfungsi untuk memori jangka pendek, tepatnya mentransfer memori
jangka pendek menjadi jangka panjang. Karena bagian di otak kiri itu tidak
berfungsi, makanya beban dialihkan ke otak kanan. Kalau begitu terus didiamkan
maka akhirnya bisa gawat. Bisa-bisa nanti bagian otak kanan juga ikut kena
penyakit.
Aku jadi mengerti, mungkin itu penyebab aku
jadi pelupa setelah mengalami serangan kejang epilepsi.
Dulu waktu dapat serangan yang besar, bahkan sampai jatuh. Selama seminggu aku
susah berpikir, berkonsentrasi, dan mengingat.
“Dari hasil MRI
ini saya sudah yakin 90% bahwa penyebab kejangmu ada di hippocampus otak kiri.
Saya sarankan untuk segera dioperasi, mumpung saat ini kamu sudah lulus kuliah
jadi tidak memiliki kesibukan lagi. Kita akan angkat bagian otak ini. Tidak
perlu khawatir untuk masalah kognitif atau memori, nantinya akan pulih lagi
seperti semula. Bagaimana?”
”Ok dok, saya
bersedia”, Jawabku dalam rentang 2 detik setelah dr Zainal bertanya. Aku tidak
takut untuk operasi. Sejak beberapa bulan lalu aku sudah bersahabat dengan
epilepsi. Kalaupun operasi ini gagal, yang berarti aku masih tetap mengalami
kejang. Aku bisa menerimanya dengan lapang data. Aku tidak takut gagal. Jadi opsi ini perlu dicoba, siapa tahu
operasi ini berhasil.
”Bagus. Saya lihat kamu bersemangat.
Kalau begitu, kita jadwal kan operasi 9 hari lagi tanggal 11 Maret 2007.
Bagaimana? Kalau kamu mau tahu bagaimana proses selama operasi, silahkan nanti
hubungi 2 pasien saya yang saat ini sedang rawat inap. Mereka baru saja
dioperasi 3 hari lalu”, kata beliau sambil menuliskan nama dan nomor kontak kedua pasien tersebut dalam sebuah kertas kecil.
Beliau juga
menambahkan,”Saat ini saya sudah yakin dengan letak sumber kejang dari hasil
MRI ini, tapi masih 90%. Supaya saya bisa yakin 100%, saya minta kamu tes EEG
lagi. Kali ini kamu harus terkena serangan saat tes EEG, supaya alat tes bisa
merekam sumber kejang pada otak saat terjadi serangan. Kalau tidak percuma saja
dilakukan EEG. Sama jangan lupa video rekaman saat serangan ya”
Di saat itu alat tes EEG di Indonesia masih belum secanggih saat ini. Alat tes EEG hanya bisa merekam aktivitas otak selama 30-60 menit. Jadi aku harus kena serangan kejang saat alat tes EEG menempel di kepalaku, agar alat ini bisa mendeteksi bagian otakku yang menjadi sumber kejang. Saat ini alat tes EEG sudah makin canggih. Seperti di luar negeri, alat tes EEG bisa dipasang di kepala selama sekian hari. Jadi kita cukup beraktivitas seperti biasa di dalam kamar rumah sakit selama sekian hari. Alat tes EEG merekam segala aktivitas otak kita, termasuk ketika kita mengalami serangan kejang mendadak.
Di saat itu alat tes EEG di Indonesia masih belum secanggih saat ini. Alat tes EEG hanya bisa merekam aktivitas otak selama 30-60 menit. Jadi aku harus kena serangan kejang saat alat tes EEG menempel di kepalaku, agar alat ini bisa mendeteksi bagian otakku yang menjadi sumber kejang. Saat ini alat tes EEG sudah makin canggih. Seperti di luar negeri, alat tes EEG bisa dipasang di kepala selama sekian hari. Jadi kita cukup beraktivitas seperti biasa di dalam kamar rumah sakit selama sekian hari. Alat tes EEG merekam segala aktivitas otak kita, termasuk ketika kita mengalami serangan kejang mendadak.
Percakapan dengan dr Zainal ini hanya berlangsung
5 menit. Hanya butuh 5 menit bagiku untuk mengambil keputusan besar menjalani
operasi. Saat itu papa yang mendampingiku diam saja menunjukkan pendapat
setuju. Tetapi beberapa bulan kemudian papa baru bercerita bahwa saat itu papa
sebenarnya khawatir. Tetapi melihatku bersemangat, maka kekhawatiran itu
makin lama hilang.
Segera setelah
bertemu dr Zainal, saat itu masih siang hari, aku langsung booking kamar rumah
sakit untuk minggu depan, dan kemudian pergi menuju ruang tes EEG. Di dalam
ruang tes, dr Aris Catur Bintoro Sp.S sudah mempersiapkan alat tes EEG dan video recorder untuk merekam serangan kejangku. Setelah selesai memasang alat tes, aku diminta tidur, dan ‘memanggil’
serangan. Ini adalah hal tersulit yang pernah aku lakukan.
Aku sudah berusaha ‘memanggil’ tapi gagal. Yang ada adalah aku menjalani tes EEG dengan emosi positif. Aku bahagia, senang, dan bersyukur menyambut operasi.
"Wah....ini sih susah memanggil serangan kejang-kejang. Kamu dari tadi senyum-senyum terus sih. Bisa nggak kamu sekarang sedih atau marah gitu? Supaya serangan kejang bisa muncul?", dr Aris meminta
"Susah dok kayaknya. Emosi terlanjur bahagia mendapat peluang sembuh lewat operasi", kataku
Dr Aris pun menyerah. Dia minta aku tes sekali lagi minggu depan saat sebelum operasi. Dia minta aku bersungguh-sungguh ‘memanggil’ serangan. Jangan seperti hari ini dimana aku nampak seperti orang yang bahagia dan tidak punya masalah. Ternyata faktor emosi dan psikologis sangat berperan dalam ‘pemanggilan’ serangan.
Ilustrasi Tes EEG (Electroencephalogram)
Aku sudah berusaha ‘memanggil’ tapi gagal. Yang ada adalah aku menjalani tes EEG dengan emosi positif. Aku bahagia, senang, dan bersyukur menyambut operasi.
"Wah....ini sih susah memanggil serangan kejang-kejang. Kamu dari tadi senyum-senyum terus sih. Bisa nggak kamu sekarang sedih atau marah gitu? Supaya serangan kejang bisa muncul?", dr Aris meminta
"Susah dok kayaknya. Emosi terlanjur bahagia mendapat peluang sembuh lewat operasi", kataku
Dr Aris pun menyerah. Dia minta aku tes sekali lagi minggu depan saat sebelum operasi. Dia minta aku bersungguh-sungguh ‘memanggil’ serangan. Jangan seperti hari ini dimana aku nampak seperti orang yang bahagia dan tidak punya masalah. Ternyata faktor emosi dan psikologis sangat berperan dalam ‘pemanggilan’ serangan.
Aku kemudian pulang ke Yogyakarta sambil menunggu dan mempersiapkan diri menjelang
operasi. dr. Zainal mengatakan bahwa tanggal 9 Maret 2007 aku harus sudah masuk ke RS tempat operasi yaitu
Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang untuk
menjalani segala macam tes sebelum berjalannya operasi bedah otak.
Minggu depan adalah salah satu momen bersejarah dalam hidupku.....
Minggu depan adalah salah satu momen bersejarah dalam hidupku.....
mas Aska salam kenal
BalasHapussaya Ardhi dan sejak 2009 saya terkena epilepsi
gejala yg saya alami sebelum terkena serangan adalah de javu
dan hasil tes mri menunjukan bahwa hippocampus kiri saya lebih kecil dibandingkan yg kanan
pd 2013 saat saya sedang yudisium, saya kambuh bahkan di depan dekan lalu saya dilarikan k rs sardjito
setelah itu saya dapat kabar ttg dokter di Semarang yg dapat mengatasi epilepsi saya
di Semarang, dr. Zainal memberitahukan bahwa terjadi pengapuran n saya dianjurkan untuk operasi, namun pd eeg saya tidak kambuh
selain itu saya tidak berani karena resiko yg diberitahukan adalah cacat bahkan bisa kematian
saat ini saya sudah bekerja, namun tempat saya bekerja mewajibkan diklat militer
apabila tidak pernah ikut diklat tersebut maka status saya hanya pns pelaksana admin n karir saya tidak dpt berkembang
namun sampai saat ini apabila saya terlalu capek, saya dapat kambuh
bahkan minggu lalu saya 2x mendapat serangan, salah satu terjadi di kantor
mas, saya ingin bertanya mengenai operasi otak yg mas telah lalui
apa saja efek setelah operasi yg mas rasakan?
berapa lama waktu yg dibutuhkan agar kembali normal?
mengenai posisi saya saat ini yg bekerja, apakah setelah operasi kemampuan otak saya masih sama ataukah akan menurun?
lalu apakah saya dpt kehilangan beberapa ingatan karena masalah pd hippocampus saya?
terima Kasih mas
Tentang efek setelah operasi sebenarnya bisa dibaca di tulisan saya berikutnya. Overall, tidak ada efek buruk setelah operasi. Yang ada justru kemampuan berpikir dan memori saya lebih baik drpd sblm operasi. Proses pemulihan sendiri butuh sekitar 2 bulan. Ya seminggu stlh operasi sih sudah bisa beraktivitas normal, tetapi masih sulit berpikir & mengingat. Dilatih saja terus, dan nantinya bisa normal kembali, bahkan lebih baik. Bagian otak saya yg diangkat juga hippocampus, dan tidak ada memori yg hilang
Hapus