Di tahun 2006, tahun ke 4 aku
kuliah, aku memiliki 2 agenda, yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Skripsi. Aku
jalani dua agenda itu disaat yang hampir bersamaan. Untuk skripsi, aku
mengangkat tema tentang perubahan sikap dan perilaku seseorang dalam
hubungannya dengan perkembangan teknologi informasi. Subyek yang aku teliti
adalah para pegawai negeri sipil di kotamadya Yogyakarta, yang sedang dalam
masa peralihan menuju sistem e-goverment.
Setiap hari aku, dengan diantar oleh Ghofir, berkeliling 14 kantor kecamatan di
Kotamadya Yogyakarta untuk mengumpulkan data.
27 Mei 2006
Saat itu aku sudah berhasil
mengumpulkan data dari 12 kantor kecamatan. Aku berencana akan pergi ke
2 kantor kecamatan sisa untuk mengumpulkan data. Rencana ini berubah ketika
tiba-tiba dipagi hari rumahku diguncang gempa 5,9 skala richter. Aku bersyukur
tidak ada kerusakan di rumahku, karena rumahku jauh dari pusat gempa. Tetapi
beda halnya dengan kotamadya Yogakarta dan kabupaten Bantul. Dua daerah
tersebut mengalami kerusakan yang parah. Tidak terhitung lagi berapa jumlah
bangunan yang rusak dan runtuh. Dua kantor kecamatan yang akan aku kunjungi
termasuk ke dalam daftar bangunan yang rusak tersebut. Aku pun harus menunda
penelitian ini sampai semuanya pulih.

Setelah kota
Yogyakarta dan kabupaten Bantul pulih dari kerusakan, aku mulai melanjutkan
kembali pengumpulan data yang tertunda. Bulan agustus 2006 aku sudah selesai
mengumpulkan data dan bisa melanjutkan ke tahap analisis data.
Oktober 2006
Aku menjalani
ujian skripsi. Dalam menjalani ujian ini, pikiranku dihantui oleh rasa takut
terhadap 2 hal, pertama aku tidak bisa menjawab pertanyaan dari dosen penguji,
kedua aku terkena serangan epilepsi sehingga ujian harus diulang kembali.
Aku bersyukur
bahwa aku bisa menjawab setiap pertanyaan dari dosen penguji dengan lancar. Ada
beberapa hal yang tidak bisa aku jawab, tetapi kemudian aku mendapat petunjuk
dari dosen pembimbingku, yang membantuku untuk menjawab pertanyaan dosen
penguji. Dan yang paling membuatku lega adalah aku bisa bebas serangan saat
itu.
Setelah selesai
ujian skripsi, aku diminta untuk merevisi beberapa hal. Revisi segera aku
lakukan, dan akhirnya aku memenuhi syarat untuk lulus. Pada tanggal 5 desember
2006 aku dinyatakan lulus, dan akan menjalani upacara wisuda pada bulan oktober
2007.
***
Satu hal yang aku rasa kurang di masa-masa
perkuliahan ini adalah tidak memiliki teman dekat seperti saat SMA. Pada
awalnya aku selalu menganggap bahwa mereka tidak nyaman untuk berteman dengan
ODE. Tetapi semua ini berubah ketika aku mulai berani terbuka tentang kondisiku
kepada mereka dalam sebuah acara reuni sekitar 1 tahun setelah wisuda.
Dalam acara itu aku diberi
kesempatan untuk menceritakan kisah hidupku. Aku ceritakan semua hal tentang
epilepsi yang aku alami, dan juga permintaan maaf kepada mereka karena tidak
pernah berbicara jujur tentang kondisiku.
Respon yang aku dapatkan dari mereka
sungguh diluar dugaan.
”Ketika kamu sedang serangan kejang,
biasanya aku bengong aja, tidak tahu ini kenapa, dan apa yang bisa aku
lakukan....well, sorry aska kalo kita juga terkesan cuek”, kata seorang teman
Teman lain menambahkan,”Takut salah
memberi bantuan. Takut juga
kalau misalnya semakin banyak orang yang memperhatikan kamu, bikin kamu makin
tertutup”
Ada juga
yang berpendapat,“Kalau misal dulu kamu memberi tahu ke kita tentang kondisimu,
kita mungkin akan lebih tahu gimana mensikapi keadaan. Tapi juga itu tidak bisa
dipaksakan. Butuh proses, dan sekarang kan kamu sudah lebih terbuka. Aku yakin
bahwa sebenarnya gak ada teman yang
merasa terbebani”
Ini menjadi pelajaran penting bagiku.
Jika aku tidak berani terbuka kepada mereka bahwa aku adalah ODE, maka aku juga
tidak pantas berharap bahwa mereka akan menerima dan memahami kondisiku.
Kejujuran pada diri sendiri dan orang lain adalah kunci utama untuk bisa hidup
sehat bersama epilepsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar