Minggu, 24 Januari 2016

Minat menulis kembali tumbuh

Hari ini aku turut hadir dalam acara rutin pertemuan 3 bulanan diantara para anggota Yayasan Epilepsi Indonesia (YEI), yang diselenggarakan di ruang pertemuan lab prodia Salemba Jakarta Pusat. Sebagai salah satu pengurus YEI, acara ini sebenarnya adalah acara rutin. Satu hal yang membedakan dibandingkan acara pertemuan sebelumnya adalah, hari ini kita membahas sesuatu diluar epilepsi. Jika pada pertemuan sebelumnya kita selalu berputar pada masalah-masalah medis dan fisik seputar epilepsi, kali ini ada sesi khusus membahas tentang menulis sebagai salah satu terapi untuk meningkatkan kualitas hidup Orang Dengan Epilepsi (ODE). "Menulis" di sini lebih spesifik, yaitu menulis blog.

Menulis blog sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru bagiku. Dulu aku rajin menulis di blog di tahun 2006-2009 tentang pengalaman hidup bersama epilepsi. Menulis adalah salah satu cara untuk memanifestasikan/mengeluarkan segala pikiran dan perasaan dengan cara yang sehat. Jika di tahun 90an kita hanya bisa menulis melalui buku harian, maka di tahun 2000an kita sudah bisa menulis di blog. Bedanya adalah, jika menulis di buku harian maka hanya kita yang menulis dan tahu isinya. Kalaupun orang lain membaca isinya, maka dia tidak bisa menyampaikan feedback. Ini seperti prinsip web 1.0 di mana dulu kalau kita membaca berita di web, maka kita hanya bisa membaca saja, tanpa bisa berkomentar. Sama seperti membaca koran atau majalah. 

Blog adalah media baru dengan prinsip web 2.0., di mana pembaca dapat memberikan komentar kepada penulis kapan pun. Pembaca dan penulis pun dapat berkomunikasi satu sama lain. Saat ini web sudah makin berkembang lagi dengan prinsip web 3.0., di mana pembaca tidak hanya bisa berkomentar, tetapi juga dapat mengedit isi informasi dalam website, contohnya wikipedia. Kebiasaan membaca dan menulis mulai berubah seiring dengan perkembangan IT. Maka tak heran jika perlahan-lahan media cetak mulai ditinggalkan pembacanya.

Di dalam blog itu aku menulis segala pengalaman tentang hidup sebagai ODE. Sampai suatu hari aku mendapatkan komentar dari ODE lain yang baru saja sembuh (bebas serangan kejang) setelah menjalani operasi bedah syaraf otak di Semarang. Singkat cerita, aku pun mengetahui bahwa ternyata epilepsi bisa disembuhkan melalui operasi. Pada akhirnya aku pun bisa bebas serangan kejang seperti saat ini setelah menjalani operasi tahun 2007. 

Pasca operasi aku masih rajin menulis-nulis cerita tentang pengalaman hidup bersama epilepsi pasca operasi. Sampai akhirnya aku mencapai titik jenuh di tahun 2009. Saat itu aku merasa bahwa hidupku terlalu sempit jika setiap hari aku hanya berpikir tentang epilepsi. Bahkan tesis S2ku dari jurusan psikologi klinis, aku mengambil tema kualitas hidup ODE. Aku sudah bebas serangan, aku sudah seperti orang normal, maka aku harus move on. Jangan lagi berpikir sebagai ODE. Sejak saat itu aku berhenti menulis blog. 

Setelah lulus S2 di UGM, aku sempat mencoba menulis blog lainnya dengan tema consumer behavior-marketing researcher sesuai minatku. Tapi ini tidak bisa berjalan lama, karena saat itu aku tidak memiliki pengalaman kerja dalam bidang riset. Akhirnya, blog kedua ku ini pun mandeg.

Awal 2010 aku pindah ke Jakarta untuk memulai karir pekerjaan. Ini adalah hal yang sangat aku tunggu-tunggu saat itu, karena aku merasa jenuh dengan situasi kota asalku Yogyakarta, di mana situasinya selalu mengingatkan statusku sebagai ODE.

Beberapa bulan pertama tinggal di Jakarta aku masih merasa exited. Tetapi setelah itu aku mulai merasakan arti rindu kampung halaman. Untuk mengatasi rasa rindu ini, aku harus mengisi waktu luangku di Jakarta dengan berbagai aktivitas. Sampai akhirnya aku mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan YEI. Di momen ini aku mulai menyadari bahwa walaupun aku sudah sembuh, bukan berarti aku bisa meninggalkan epilepsi. Hidupku tidak akan pernah lepas dari epilepsi. Ini adalah saatnya aku bisa bersahabat dengan epilepsi, setelah sebelumnya aku selalu bermusuhan dengan epilepsi.

Singkat cerita, epilepsi pun membantuku dalam banyak hal. Dalam bidang karir, aku bisa melakukan banyak riset tentang epilepsi dan mendapat beberapa kali kesempatan untuk mempresentasikan hasil studinya di luar negeri. Dan yang paling penting adalah, epilepsi juga mempertemukanku dengan serorang gadis cantik jelita yang saat ini sudah menjadi istriku.

***

Dalam acara YEI hari ini aku merasa mendapat sebuah tamparan. Pembicara mengingatkan tentang kewajiban kita untuk membagi ilmu yang kita dapat kepada sesama. Ilmu yang bermanfaat akan selalu menjadi sumber amal kebaikan bagi kita walaupun kita sudah meninggal. Oleh karena itu semangatku untuk menulis blog kembali berkibar. Aku akan menulis segala pengalaman indah dalam hidupku bersama epilepsi dalam blog ini, agar bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua. Semoga nantinya tulisan di blog ini dapat bermanfaat.

Sebelumnya sempat terpikir untuk menulis pengalaman hidupku ke dalam sebuah buku (media cetak). Tetapi sepertinya itu membutuhkan proses yang sangat lama, sampai akhirnya buku tersebut tersedia di toko buku. Kita tidak pernah tahu usia kita. Kalau usiaku tidak cukup sampai buku tersebut terbit, maka pelajaran hidup ini menjadi sia-sia. Tidak ada ilmu yang aku tinggalkan di dunia ini. 

Buku-buku, kertas, boleh hangus terbakar. Tetapi jika tulisan ini diposting dalam sebuah blog, maka insyaallah tulisan ini tetap abadi selama ada internet. 

Dengan pertimbangan beberapa hal ini, maka aku akan mulai lagi memposting kisah hidupku bersama epilepsi dalam blog ini. Kisahku akan terbagi ke dalam puluhan bagian. Jadi harap sabar menunggu ya, sampai ceritanya selesai :)

Mari kita mulai dari kisah ke #1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar