Di hari Sabtu
ini aku sebenarnya sudah berencana untuk pergi ke Semarang menemui dr Zainal
Muttaqin. Namun ada satu hal yang membuat ku ragu apakah beliau praktek hari
ini, mengingat di pagi harinya aku mendapat kabar dari Aditya Subekti bahwa ia
dan dr Zainal Muttaqin akan menghadiri acara talk show live di TVRI tentang
epilepsi. Aku pun langsung menyalakan TV dan melihat beliau sedang menjadi
pembicara pada acara yang dimulai pukul 10 pagi tersebut. Inilah pertama
kalinya aku melihat acara tentang epilepsi dan teman-teman ODE. Ternyata aku
tidak sendiri, masih banyak ODE yang lain.
Papa kemudian
mencoba mengkonfirmasi lagi ke rumah sakit, untuk memastikan bahwa hari ini
beliau praktek di RS Telogorejo. Pihak rumah sakit mengkonfirmasi bahwa beliau
akan tetap praktek namun jadwalnya mundur menjadi sore-malam hari. Setelah
mendapat kepastian ini aku pun langsung berangkat ke Semarang pada siang hari.
Aku dan papa
sudah tiba di rumah sakit pukul 15:00 dan menemukan ruang praktek beliau masih
sepi. Kami pun menunggu berdua. Pukul 17:00 mulai berdatangan pasien lain. 2
jam kemudian beliau pun memasuki ruang praktek, dan tiba giliranku pada pukul
20:30.
“Selamat
datang”, sapa beliau
Aku dan papa
kemudian duduk di hadapan beliau. Kami menceritakan detail tentang gejala
epilepsi yang aku alami, termasuk juga kapan pertama serangan dan kapan
terakhir serangan. Setelah itu kami pun memberikan beberapa hasil tes MRI, EEG,
CT Scan kepada beliau.
“Apakah kamu
tahu ketika akan mengalami serangan?”, Tanya beliau kepada ku
“Tahu dok. Aku
tiba-tiba merasa takut, seperti ada seseorang di belakangku. Semakin aku berusaha mencari tahu dari mana
rasa takut ini, aku menjadi semakin takut. Sampai akhirnya aku hilang
kesadaran, dan aku pun terkena serangan kejang”
”Hmmm….iya, rasa takut itu adalah
sebuah pertanda munculnya serangan. Ada pasien saya yang mengalami hal yang
sama. Ada juga pasien saya yang mengalami bentuk aura berupa suara dengung yang
muncul tiba-tiba di telinga. Bentuk aura/pertanda ini bisa berbeda pada setiap ODE,
karena ini juga tergantung dari bagian otak mana yang menjadi sumber kejangnya.
Ada bagian otak yang berhubungan dengan indera pendengaran, selain itu ada juga
yang berhubungan dengan memori dan perasaan seperti pada kasusmu ini ”, kata
beliau.
Beliau juga bisa menjelaskan tentang
perasaan-perasaan, aura negatif, rasa takut, cemas, yang biasa muncul sebelum
serangan terjadi. Menurut beliau, hal ini disebabkan oleh listrik yang muncul di salah satu otakku. Kalau
listrik itu sampai pindah ke sisi otak lain, aku langsung kena serangan. Tapi
kalau listrik hanya sekedar muncul, terus padam lagi, maka yang muncul cuma
perasaan-perasaan dan aura negatif saja, tanpa adanya serangan kejang, dan aura
negatif itu akan hilang dengan sendirinya.
Mendengar penjelasan ini, aku merasa
lega untuk pertama kalinya. Aku lega karena ada dokter yang bisa menerima
keluhan rasa takut ini, bahkan beliau bisa menerima dan menjelaskan gejala rasa
takut ini dari sudut pandang medis
Prof dr Zainal Muttaqin Sp.S dalam acara pengukuhan guru besar bidang epilepsi di Universitas Diponegoro Semarang Tahun 2008
Beliau juga menambahkan, ”Dari hasil tes MRI ini terlihat bahwa ada satu bagian dari otak kirimu yang bermasalah. Terlihat
ada bagian otak yang mengering dan mengencil dibandingkan bagian otak lainnya.
Hanya saja ini masih terlalu umum, saya perlu lihat lagi lebih detail bagian
spesifik mana yang bermasalah. Ibarat
sebuah negara, Saya sudah
bisa melihat bagian otak yang bermasalah di ada propinsi mana, tapi akan lebih baik lagi kalau
beliau bisa lihat masalahnya ada di kabupaten mana, atau kecamatan mana,
kelurahan mana, kalau perlu sampai RW dan RT mana. Oleh karena itu saya
sarankan kamu lakukan MRI ulang dengan kekuatan yang lebih tajam. Saya ada
referensi MRI di sebuah Rumah Sakit di Jakarta. Mereka sudah punya alat MRI dengan
kekuatan 1,5 Tesla”
“Begitu ya dok”,
aku semakin bersemangat mendengar penelasan beliau. Inilah jawaban yang aku
cari selama hampir 10 tahun ini.
Selain itu, untuk memperkuat hipotesis
beliau bahwa sumber kejangku ada di bagian otak kiri, beliau juga minta papa atau siapapun
melakukan pengamatan yang jelas aku
serangan. Cara nya adalah dengan merekam aku saat kejang. Ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Karena
serangan kejang selalu muncul
mendadak, dan kalau pun muncul hanya dalam waktu sekian detik. Jadi tidak ada
waktu untuk menyiapkan video. Yang bisa kulakukan hanyalah memberi isyarat ke papa
dan mama, di saat aura pertanda serangan muncul, dan biarkan mereka merekam
kejadian tersebut melalui video handphone.
Sambil menulis surat pengantar tes MRI untukku, beliau berpesan, "“Saat ini kamu adalah calon sarjana. Seorang sarjana membutuhkan kualitas hidup yang lebih baik untuk dapat bekerja. Oleh karena itu, kesembuhan dari epilepsi adalah hal yang sangat penting. Minum obat terus itu baik, tapi kalau itu tidak menjamin sebuah kesembuhan, maka satu-satunya cara yang perlu diambil adalah operasi. Operasi untuk membuang bagian otak yang rusak yang menjadi sumber pembangkit kejang"
Bagian otakku akan ada yang dibuang? Semangatku sedikit memudar mendengar ucapan beliau. Dan kemudian banyak pertanyaan muncul dalam benakku: Apakah aku masih bisa hidup dengan otak yang tidak utuh lagi? Akankah aku menjadi orang bodoh? Akankah aku menjadi pelupa? Akankah aku hilang ingatan? Akan kah aku mengalami keterbelakangan mental?
Sambil menulis surat pengantar tes MRI untukku, beliau berpesan, "“Saat ini kamu adalah calon sarjana. Seorang sarjana membutuhkan kualitas hidup yang lebih baik untuk dapat bekerja. Oleh karena itu, kesembuhan dari epilepsi adalah hal yang sangat penting. Minum obat terus itu baik, tapi kalau itu tidak menjamin sebuah kesembuhan, maka satu-satunya cara yang perlu diambil adalah operasi. Operasi untuk membuang bagian otak yang rusak yang menjadi sumber pembangkit kejang"
Bagian otakku akan ada yang dibuang? Semangatku sedikit memudar mendengar ucapan beliau. Dan kemudian banyak pertanyaan muncul dalam benakku: Apakah aku masih bisa hidup dengan otak yang tidak utuh lagi? Akankah aku menjadi orang bodoh? Akankah aku menjadi pelupa? Akankah aku hilang ingatan? Akan kah aku mengalami keterbelakangan mental?
Halo mas, boleh aku minta kontak nya? Aku mau sedikit bertanya hehe
BalasHapus